JAKARTA 11 November 2020 - Produksi turunan CPO milik PT Industri Nabati Lestari (INL), anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei telah memasarkan 95% dari total produksi ke mancanegera.
– Lembaga Center for Budget Analysis CBA mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi agar segera turun tangan melakukan penyelidikan terkait proyek Pembangunan pabrik minyak goreng milik PTPN III dan PTPN IV. “Jika dugaan mark up anggaran ini benar-benar terjadi hal ini sangat keterlaluan, karena mark up yang dilakukan sungguh fantastis. Diduga besaran mark up sampai tiga kali lipat dari nilai proyek yang seharusnya,” ungkap Koordinator CBA, Jajang Nurjaman kepada Senin 2/11/2020. Menurut Jajang, patut diduga ada permainan dalam proses tender atau pemilihan terbatas atau penunjukan langsung, mulai dari penentuan pagu anggaran, harga perkiraan sendiri sampai kesepakatan nilai proyek dengan pihak yang dimenangkan. Untuk melakukan investigasinya juga sangat mudah, lihat saja unit-unit pabrik itu memakai merek apa saja, kemudian diperiksa harganya langsung ke pabriknya di Swedia atau India kalau itu menggunakan produk Alfa Laval, atau produk lainnya ke negara asalnya. Sementara itu, sebelumnya diberitakan, pembangunan pabrik minyak goreng PT Industri Nabati Lestari di Sei Mangkei yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun dianggap tak wajar oleh beberapa pihak, khususnya oleh pemilik pabrik sejenis yang sangat paham seluk beluk mendirikan industri hilir sawit, hal itu jika dibandingkan dengan pabrik sejenis dengan kapasitas yang sama dan sudah banyak dibangun oleh industri hilir swasta perkebunan di Indonesia. Menurut pengusaha yang sudah pernah membangun pabrik Oleochemical di tahun 1992 dan pernah melihat langsung pabrik PT INL pada awal tahun 2020, dia sangat terkejut melihat pabrik itu dibangun dengan biaya di atas Rp 800 miliar, bahkan di berbagai media katanya pejabat PTPN dan PT INL, pabrik itu dibangun dengan anggaran hampir mencapai Rp 1 triliun. Bahkan dia dengan tegas mengatakan, kalau dengan anggaran segitu, maka dia bisa membangun tiga unit pabrik lebih lengkap dari itu, yakni CPO Crude Palm Oil refinery dan fraksinasi kapasitas 2000 TPD ton per day dan ditambah fasilitas biodiesel plant dengan kapasitas 440 TPD, bisa olah acid 100%. Adapun Produknya dari pabrik yang akan dia bangun, adalah mengahsilkan minyak goreng atau olein dengan kapasitas 1540 ton perhari, dan FAME Fatic Acid Methyl Ester 396 ton perhari serta glycerine farma grade 44 ton perhari, tentu luar biasa perbedaannya dengan anggaran bangun PT INL. PT. INL tersebut dibentuk dan dimiliki sahamnya oleh PTPN 3 sebesar 51% dan PTPN IV sebesar 49%, dan sumber pendanaan pembangunan ini berasal dari kocek sendiri 30% dan dari hutang bank 70%. Kontraktor EPC dilakukan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya dengan Lipico Tehnologies dari Singapura, serta PT Tracon Industri sebagai konsultan pengawasnya. Pabrik ini mulai dibangun dan peletakan batu pertama oleh Presiden Ir Joko Widodo pada 17 Januari 2015 di Kawasan Ekonomi Khusus KEK Sei Mangkei Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ketika rencana bangun pabrik diproses saat itu, Holding PTPN III masih dipimpin oleh Ir Bagas Angkasa dan PTPN IV dipimpin oleh Ir Erwin Nasution serta Ir Abdul Ghoni saat itu masih sebagai Sekretaris Perusahaan PTPN IV. Kapasitas pabrik PT Industri Nabati Lestari itu setiap harinya hanya mampu menghasilkan minyak goreng atau olein 1540 ton per hari dan PFAD Palm Fatty Acid Distilate dan Stearin 440 ton perhari dari total bahan baku CPO 2000 ton perhari. Sebelumnya, pada 28 Oktober 2020 Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman telah merilis soal kinerja holding Perkebunan PTPN III, yaitu sebuah kondisi yang sangat memalukan bagi Holding Perkebunan, karena PT Industri Nabati Lestari INL yang sahamnya milik PTPN III sebesar 51% dan PTPN IV sebesar 49% telah mendirikan pabrik minyak goreng di kawasan KEK Sei Mangkei yang telah beroperasi tahun 2019 dengan invetasi mendekati Rp 1 triliun, tetapi anehnya untuk membeli CPO milik PTPN III dan PTPN IV sendiri sebanyak 2000 ton perhari, tetapi diharuskan membeli melalui lelang di PT Kantor Pemasaran Kantor Bersama Nusantara KPBM yang notabene anak usaha Holding Perkebunan sendiri, sudah pasti PT INL selalu kalah tender dengan kartel-kartel sawit yang sejak dulu memang sudah menguasai KPBM dan anak usaha Holding Perkebunan. Akhirnya PT INL harus beli CPO lebih mahal dari milik orang lain, apakah praktek ini tidak dianggap pesong alias konyol? CERI juga menyatakan, seharusnya Direksi Holding Perkebunan Nusantara berjuang keras minta pendapat hukum ke Jamdatun Kejagung, agar minimal PT INL harus dapat jaminan suplai CPO setiap hari dari PKS miliknya sendiri. Tetapi biar akuntanbel dan fair, harga belinya tetap mengacu harga pemenang di KPBM. Namun jika Direksinya diam saja, maka patutlah dicurigai bahwa mereka sudah masuk angin kartel juga. Sebut saja kebun swasta yang besar dan hebat itu dan telah menguasai industri sawit dari hulu ke hilir, seperti Wilmar Group, Indofood Agro, Asian Agro, Sinar Mas Agro, First Resorces, Astra Agro Lestari dan Sucfindo serta lain lainya. Sementara itu, hingga berita ini dilaporkan, Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani, Direktur Umum PTPN III Seger Budiarjo, Direktur PT Industri Nabati Lestari Danny Surya Dharma, Manajer Produksi PT Industri Nabati Lestari Raja Marthin Girsang, dan Senior Sales & Marketing PT Industri Nabati Lestari Irawaty Ibrahim semunya bungkam alias tak mau memberikan keterangan apapun. telah mengkonfirmasi atas temuan tersebut sejak Jumat 30 Oktober 2020.hen
Info Lowongan Kerja Medan Terbaru Agustus 2018 di PT Industri Nabati Lestari. Kami Anak Perusahaan BUMN Perkebunan yg bergerak di bidang Industri Hilir Kelapa Sawit, mengundang tenaga kerja potensial yg terampil, mau bekerja keras, memiliki motivasi tinggi dan berani menghadapi tantangan.
PT. Industri Nabati Lestari as a subsidiary of the largest plantation company in Indonesia, namely PTPN Group which was built specifically to process CPO Crude Palm Oil into derivative products of international products we produce arePFADRBDPOOLEINSTEARINProduct processing is ensured through very strict quality control, so as to produce world-quality products to meet the very high market demand, we divide these products into two categories, namely BULK and consumer goods is to meet foreign demand in very large quantities without a brand. As for domestic consumer goods retail, we produce high quality cooking oil in 1 and 2 liter packages with the trademark SALVACO, Nusakita & INL Brand Get In Touch! Plant & Main Office Special Economic Zone. Sei Mangkei Kav 2-3 Bosar Maligas Regency , Simalungun North Sumatra 21184 Indonesia. +62 622 7297252 +62 622 7297253 Representative Office Jl. Iskandarmuda No. 115 Medan Petisah Regency. Medan, North Sumatra, Indonesia +62 61 88816951 cs
Perusahaanberbasis di Sei Mangkei Simalungun Sumatera Utara dan fasilitas produksi dengan kapasitas 600 ton minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) per tahun adalah dalam tahap pengembangan. PT Industri Nabati Lestari yang didirikan di Indonesia, merupakan perusahaan perkebunan milik negara dan agribisnis memegang terkemuka di Indonesia.
“To be the world leader of sustainable palm oil industry towards fulfillment of domestic & International demands” Mission To develop an integrated palm oil business through good corporate develop quality products that meets health standard and price maximize profit for stakeholder and benefit to communities. Get In Touch! Plant & Main Office Special Economic Zone. Sei Mangkei Kav 2-3 Bosar Maligas Regency , Simalungun North Sumatra 21184 Indonesia. +62 622 7297252 +62 622 7297253 Representative Office Jl. Iskandarmuda No. 115 Medan Petisah Regency. Medan, North Sumatra, Indonesia +62 61 88816951 cs
Jenisdokumen BC yang digunakan di PT. Industri Nabati Lestari yaitu BC 2.7, BC 3.0, BC 4.0 dan BC 4.1 dimana setiap dokumen BC memiliki fungsi masingmasing. Aida, Fitri (2021) Pengenalan Alat dan Proses Pengolahan Industri Hilir Sawit di PT. Industri Nabati Lestari Sei Mangkei, Sumatera Utara. Internship Report III thesis, Politeknik LPP.
“If you spend too much time thinking about a thing, you’ll never get it done.” – Bruce Lee Sorry, we don’t have any vacancies at this time. beware of fraud. The recruitment process is free of charge! Get In Touch! Plant & Main Office Special Economic Zone. Sei Mangkei Kav 2-3 Bosar Maligas Regency , Simalungun North Sumatra 21184 Indonesia. +62 622 7297252 +62 622 7297253 Representative Office Jl. Iskandarmuda No. 115 Medan Petisah Regency. Medan, North Sumatra, Indonesia +62 61 88816951 cs
PadaPT. Industri Nabati Lestari Sei Mangkei, bahan penolong yang digunakan dalam proses refenery antara lain: 1. Phosphoric Acid (H 3 PO 4) Phosphoric Acid adalah bahan yang digunakan sebagi bahan pengangkat getah-getah/gum, kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses degumming.
In running its business PT. Industri Nabati Lestari has implemented various management systems and established policies and supported the implementation of these systems. Those policies includeQuality Management System Policies, Occupational Health and Environmental Safety K3L, Food Safety and Anti-Bribery. Halal PolicyRSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil Whistle Blowing System Policy Get In Touch! Plant & Main Office Special Economic Zone. Sei Mangkei Kav 2-3 Bosar Maligas Regency , Simalungun North Sumatra 21184 Indonesia. +62 622 7297252 +62 622 7297253 Representative Office Jl. Iskandarmuda No. 115 Medan Petisah Regency. Medan, North Sumatra, Indonesia +62 61 88816951 cs Back to Top
LOWONGANKERJA15COM, Lowongan Kerja PT Industri Nabati Lestari (PTPN3 GROUP) Besar Besaran, Persaingan mencari pekerjaan bukan hanya menjad
JAKARTA - Pembangunan pabrik minyak goreng PT Industri Nabati Lestari -perusahaan patungan PTPN III dan PTPN IV- di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatra Utara, ditargetkan beroperasi Mei 2018."Pembangunan pabrik per 24 November sudah mencapai 54%," kata Sekretaris Perusahaan PTPN III Holding Perkebunan Nusantara Furqan Tanzala dalam siaran pers, Selasa 28/11/2017.PT INL nantinya juga akan menjual stearin dan palm fatty acid distillate PFAD kepada PT Unilever Oleochemical Indonesia dan PT Unilever Trading Indonesia. Kedua calon pembeli itu telah menandatangani nota kesepahaman dengan INL, sehari dengan nilai investasi Rp750 miliar itu merupakan joint venture antara PTPN III dan PTPN IV dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 51% dan 49% 7/6/2017. Fasilitas pengolahan yang dibangun di atas lahan ha tersebut akan memiliki kapasitas produksi ton setahun dengan kebutuhan CPO ton per hari. Pasokan bahan baku akan berasal dari PTPN III dan IV masing-masing Human Capital Management dan Umum PTPN III Seger Budiarjo sempat mengatakan keberadaan pabrik minyak goreng kemungkinan akan mengurangi porsi penjualan minyak sawit perusahaan ke luar. Perseroan selama 10 bulan tahun ini memproduksi 1,9 juta ton CPO dan CPKO. Seluruh minyak sawit itu dijual melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara KPBN, anak perusahaan PTPN III, dengan harga lelang per kg. Minyak nabati tersebut kemudian dipasarkan ke pabrik-pabrik pengolahan dan diekspor.“Tapi tidak masalah karena dari minyak goreng nanti kami memperoleh nilai tambah lebih besar,” katanya. Perseroan masih mengkaji apakah minyak goreng akan diberi merek sendiri atau dijual ke pihak lain. Selain anak perusahaan dengan Unilever, PTPN III meneken MoU dengan beberapa BUMN lain dan perusahaan swasta. Holding 14 PTPN itu perjanjian kerja sama penyaluran gas bumi dengan PT Pertagas, perjanjian jual beli gas dengan Pertagas Niaga, perjanjian kerja sama pemanfaatan dry port dengan PT Kereta Api Logistik Kalog, perjanjian penggunaan lahan dengan PT Alternatif Protein III juga meneken MoU dengan PT All Cosmos Indonesia selaku calon investor pembangunan pabrik biofertilizer."Kami mengharapkan penandatanganan perjanjian dan MoU ini dapat semakin mempercepat perkembangan investasi dan pembangunan infrastruktur di KEK Sei Mangkei,” kata investasi pembangunan infrastruktur dan industri di KEK Sei Mangkei hingga kini mencapai Rp3,99 triliun. Tingkat penggunaan lahan occupation rate di KEK itu 212 hektare atau 10,96% dari total luas lahan KEK menjelaskan PT Alternatif Protein Indonesia PT API membutuhkan lahan seluas 51 ha untuk mengembangkan industri protein alternatif dan black soldier flies BSF dengan membangun insect bio reactors IBR senilai US$500 juta. API merencanakan ground breaking Januari 2018."Mereka sudah melakukan pembayaran panjar pertama kompensasi lahan seluas 51 ha pada 23 November sebesar Rp1,3 miliar dan akan melunasi sisanya paling lambat 4 bulan ke depan," PT All Cosmos Indonesia membutuhkan lahan seluas 7 ha dan dengan perkiraan investasi US$30 juta. All Cosmos akan mengembangkan industri pupuk bio kimia fertilizer. Mereka berniat melakukan ground breaking Februari 2018."PTPN III sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei berkomitmen untuk terus melengkapi fasilitas infrastuktur di dalam kawasan industri dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelaku usaha atau tenant," kata Furqan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Bunga Citra Arum Nursyifani Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
. 291 348 269 337 345 361 164 199
pt industri nabati lestari sei mangkei